Selasa, 04 Juni 2013

KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA

  1. Bagaimanakah keanekaragaman hayati di Indonesia berdasarkan adanya hewan-hewan vertebrata dana mengapa?
    Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.  Diberbagai lingkungan kita dapat menjumpai keanekaragaman makhluk hidup yang bebeda-beda. Keanekaragaman itu meliputi berbagai variasi bentuk, warna, dan sifat. Setiap lingkungan memiliki keanekaragaman hayati masing-masing. Oleh karena itu kita dapat menjumpai tidak hanya satu melainkan banyak jenis atau kelompok hewan, termasuk juga hewan vertebrata. Hewan ini sangat banyak ditemukan di Indonesia dengan berbagai macam variasi bentuk, warna, dan sifat sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya.
  2. Hewan vertebrta apa saja yang merupakan ciri khas dari Indonesia dan apa keistimewaannya?
    Harimau Sumatra
    Harimau Sumatra merupakan subspesies terkecil dari harimau. Luas pemburuan hewan ini tidak dapat dipastikan dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau Sumatra dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 km.
    Keistimewaan :
    Hewan ini memiliki warna paling gelap dari semua subspesies harimau lainnya. Pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat bahkan dempet. Harimau Sumatra juga mampu berenang atau memanjat pohon ketika memburu mangsanya.

    Orang UtanOrang Utan merupakan hewan khas dari Indonesia. Hewan ini hidup di Indonesia bagian barat, terutama pada pulau Sumatera dan Kalimantan. Orang Utan memiliki ciri-ciri sama dengan Siamang. Hewan ini memiliki bulu berwarna coklat dan tebal.
    Keistimewaan : Hewan ini mempunyai kekuatan otot yang sangat kuat pada tangan dan kakinya. Pemakan buah-buahan terutama pisang dan memiliki tinggi sekitar 1.25-1.5 meter dan berat kurang lebih 50-90 kg untuk jantan dan 30-50 kg untuk betina.

    Burung Kasuari
    Keistimewaan :
    Burung ini memiliki mahkota di kepalanya yang ukurannya kecil pada saat muda dan sangat besar pada burung dewasa jenis tertentu. Anak Kasuari memiliki bulu warna coklat tua membujur sepanjang badannya. Ukuran dewasa dicapai dalam satu tahun, yaitu ketika bulu-bulu muda berubah warna menjadi coklat polos kusam. Pada bentuk dewasa warna bulu hitam mengkilat, kasar dan kusut, dengan pgmentasi biru, merah, jingga, dan pada beberapa subspesies ada yang berwarna kuning. Tinggi Kasuari dewasa pada saat berdiri mencapai 1.3-1.7 meter dan memiliki berat kurang lebih 60 kg. Tubuh Kasuari betina lebih besar dengan gelambir yang lebih panjang dibandingkan dengan Kasuari jantan. Burung ini memiliki sepasang kaki yang kuat dan kokoh dengan tiga ruas jari dan kuku yang tajam. Sedangkan sayap tidak tumbuh dengan sempurna dang sangat kecil sehingga jenis burung ini tidak dapat terbang. Kasuari hidup soloter (menyendiri) dan mungkin memiliki daerah teritorial tertentu.

    Badak
    Keistimewaan :
    Hewan ini memiliki cula di kepalanya. Ada dua jenis Badak yang hidup di Indonesia yakni Badak bercula satu yang dapat ditemui di pulau Jawa dan Badak bercula dua yang hidup di pulau Sumatera. Hewan ini memiliki dua cula di kepalanya. Keberadaan Badak bercula dua ini hampir punah. Jumlahnya sekarang hanya mencapai 300 ekor saja. Hewan ini memiliki kebiasaan yang cukup unik yaitu sering berkubah lumpur. Biasanya Badak melakukan halini untuk melindungi dirinya dari sengatan sinar matahari. Kegiatan ini paling lama dilakukan sekitar kurang lebih 6 jam.

    GajahGajah merupakan hewan terbesar yang ada diseluruh dunia. Hewan ini memiliki berat mencapai kurang lebih 1 ton. Di Indonesia barat, Gajah hanya hidup di pulau Sumatera saja.
    Keistimewaan :Gajah memiliki gading dan belalai yang panjang.

    KomodoBiawak Komodo (Varanus komodoensis) atau lebih dikenal dengan Komodo ini merupakan spesies kadal terbesar yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, dan Gili Motang, serta Gili Dasami, Nusa Tenggara.
    Keistimewaan :Hewan ini memiliki panjang kira-kira 2-3 meter. Ukuran yang besar ini dipengaruhi oleh gejala gigantisme pulau yakni meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup dipulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup Komodo, dan laju metabolisme Komodo yang kecil.
  3. Bagaimanakah habitat khas hewan Indonesia tersebut? Mengapa?
    Kondisi hutan-hutan saat ini dala keadaan sangat kritis sehinggga tidak ada tempat tinggal bagi hewan-hewan dan makhluk hidup lainnya. Banyak tumbuhan dan hewan yang hidup didalamnya terncam punah. Semua ini dikarenakan oleh tindakan manusia yang hanya mementingkan egonya sendiri tanpa melihat akibat apa yang akan terjadi dari tindakannya. Dimana terjadi pembalakan hutan secara liar (illegal logging) dan kebakaran hutan baik disengaja ataupun tidak serta pemburuan liar. Akibatnya tempat habitat hewan menjadi tidak ada atau tidak layakdan lebih parah lagi hewan-hewan tersebut terancam punah.
  4. Kegiatan apa yang bisa anda lakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati tersebut?
    Kegiatan atau tindakan yang bisa kita lakukan untuk mengatasi berbagai kerusakan yang mengancam ekosistem dan keanekaragaman yahati yang ada di dalamnya yakni dengan melakukan penebangan hutan secara terencana, reboisasi, pengendalian hama dengan hewan predator, dan berbagai usaha pelestarian lainnya.
    Penebangan hutan secara terencana (sistim tebang pilih), akan dapat mengurangi resiko bencana alam akibat penebangan liar. Penebangan tersebut kemudian diikuti dengan reboisasi atau penghijauan kembali.
    Reboisasi merupakan suatu cara untuk melestarikan keanekaragaman yahati dengan menanam kembali berbagai jenis pohon. Dengan demikian, beberapa jenis tumbuhan tidak akan punah meskipun pertumbuhannya memerlukan waktu yang cukup lama.
    Selain itu, penegdalian hama dengan hewan predato juga sangat membantu  dalam pelestarian keanekaragaman hayati karena tindakan ini lebih aman dari pada penggunaan pestisida dan insektisida, karena tidak mengganggu keseimbangan ekosistem.

Rabu, 22 Mei 2013

BURUNG FLAMINGO


Flamingo adalah spesies burung berkaki jenjang yang hidup berkelompok. Mereka berasal dari genus Phoenicopteridae. Burung ini ditemukan di belahan bumi barat dan timur, namun lebih banyak terdapat di belahan timur.
  1. Morfologi Burung Flamingo
    Bulu sayap, bulu dada, dan kepala berwarna putih-merah muda. Burung ini memiliki leher seperti angsa. Flamingo muda keluar dari telur dengan warna abu-abu, namun flamingo dewasa memiliki warna bervariasi dari warna merah muda hingga merah cerah karena bakteri akuatik dan beta karoten yang terkandung dalam makanan mereka. Flamingo yang makan cukup memiliki warnah yang cerah dan menarik sehingga mudah dalam menarik pasangannya. Sedangkan Flamingo pucat atau putih umumnya tidak sehatdan malnutrisi.
    Ukuran tubuh Flamingo kira-kira 100 cm, tipe paruh berbentuk mbelot, berwarna merah muda dan ujungnya hitam, kaki jenjang, berbentuk selaput dan berwarna merah muda, sedangkan bulu ekor berwarna merah muda dengan bentuk pointed.
  2. Sistem GerakBurung terbang dengan cara mengepakan sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot ini melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu burung juga berfungsi untuk menahan panas, sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot pada tubuhnya bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Burung terbang dengan mengepakan sayap, yaitu mengepakan sayap dari atas ke bawah untuk menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkat sayapnya memerlukan kekuatan yang paling besar. Sedangkan pada saat mengangkat sayapmemerlukan kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya kesemula untuk memulai gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali. Karena burung dirancang untuk terbang, tulang-tulang mereka berongga dan terbungkus otot-otot, Yang menghasilkan keringanan luar biasa tanpa mengorbankan kekuatan. Sayap tertarik ke bawah oleh otot yang mengerut. Ketika sayap diangkat dan otot dada kecil (supracoracoideus) mengerut, otot dada besar (pectoralis major) mengendur. Ketika otot dada besar dikerutkan dan otot dada kecil dikendurkan, sayap turun.
  3. Sistem PencernaanSaluran pencernaan terdiri dari paruh, rongga mulut, kerongkongan, tembolok, lambung kelenjar, lambung pengunyah, usus halus, usus besar, dan kloaka. Di  dalam rongga mulut burung tidak terdapat gigi sehingga makanan tidak dikunyah dan langsung masuk kedalam tenggorokan. Tembolok berfungsi sebagai penyimpanan makanan. Lambung kelenjar memiliki otot yang tipis dan mengandung banyak kelenjar pencernaan. Kelenjar ini menghasilkan enzim-enzim pencernaan untuk mencerna makanan secara kimiawi. Lambung pengunyah (lambung otot atau empedal). Kontraksi otot pengunyah ini mencerna makanan secara mekanik. Dari lambun, makanan hasil pencernaan menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi pencernaan secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh pangkreas, dan empedu yang dihasilkan oleh hati. Sari-sari makanan hasil pencernaan diserap oleh pembulu-pembulu darah yang ada di usus halus. Selanjutnya, sari-sari makanan diedarkan keseluruh tubuh oleh darah. Sisa-sisa makanan yang tidak diserap akan masuk ke usus besar menjadi feses (kotoran). feses akan menuju rektum dan dikeluarkan memlalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran urin, dan saluran kelamin (saluran perkembangbiakan).
  4. Sistem Pernapasan
    Pada burung,tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi pada paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
    Jalur pernapasan (masuknya udara kedalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut :
    • Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut.
    • Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu keronkongan atau faring yeng menghubungkan rongga mulut dengan trakea.
    • Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pita, dan disokong oleh cicin tulang rawan.
    • Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dana dapat menimbulkan suara.Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Para Bronkus berupa tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memudahkan udara berdifusi.
    • Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua yakni, pernapasan waktu istirahat dan pernapasan waktu hterbang.
      Pada waktu istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung udara belakang, mengalir ke paru-paru dan menuju ke kantung udara depan. PAda saat posisi tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehinggaudara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun eskpirasi.
      Pada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung -kantung udara. Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak, mengembang, sedangkan  kantung udara di tulang korokoid terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedangkan kantung udara di tulang korokoid mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkan oksigen yang cukup banyak.
      Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat O2 di paru-paru berkurang, yakni burung sedang mengepakkan sayapnya.

      5. Sistem Ekresi
      Alat ekresi pada burung berupa sepasang ginjal metanefros. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak mempunyai vesika urinaria. Tabung ginjal burung lebih banyak daripada mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 - 500 tabung ginjal. Tabung ginjalini membentuk tabung henle kecil. Air dalam tubuh disimpan melalui reabsorbsi di tubulus.  di dalam kloaka juga terjadi reabsorbsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai Kristal putih yang bercampur feses.

      6. Sistem Sirkulasi
      Pada sistem sirkulasi darah tertutup, darah mengalir keseluruh jaringan tubuh melalui pembulu. Jantung memompa darah keseluruh jaringan tubuh melalui pembulu dan kembali ke jantung juga melalui pembulu.
      Alat-alat yang menyusun sistem sirkulasi darah tertutup sudah lengkap, yaitu terdiri atas jantung sebagai alat pemompa darah, pembulu aorta, pembulu arteri, pembulu vena, pembulu kapiler, plasma, dan sel darah, serta jaringan tubuh yang dialirinya.
      Darah dari vena kava masuk  ke atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan. Kemudian darah dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonaris. Darah dari paru-paru kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis, lalu menuju ventrikel kiri. Di ventrikel kiri darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta.

      7.  Sistem Koordinasi
      Susunan saraf pada burung adalah  otak dan sumsum belakang.
      Otak dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yakni :
      • Otak besar
        Pada otak besar tidak banyak mempunyai neuron dan bentuknya juga tidak banyak berlipat-lipat.
      • Otak kecil
        Pada otak kecil mempunyai perkembangan yang berguna sebagai pengatur keseimbangan pada waktu terbang atau melayang-layang.
      • Otak tengah
        Pada otak tengah mempunyai perkembangan yang berguna sebagai fungsi penglihatan.
      • sumsum lanjutan.
      8.  Klasifikasi Burung Flamingo

      Kerajaan   : Animalia
      Filum        : Chordata
      Kelas         : Aves
      Infrakelas  : Neognatha
      Ordo          : Phoenicopteriformes
      Famili        : Phoenicopteridae
      Genus        : Phoenicopterus
      Spesies      : Phoenicopters ruberroseus



Minggu, 16 Desember 2012


Nama : Katarina Kena Ujan
NIM  : 121434049
Tugas : Penulisan Ilmiah

 Di tugas ini saya memilih untuk menceritakan tentang “ Hewan Jerapah”
Jerapah adalah binatang tertinggi di planet ini, tingginya bisa mencapai 5,5 meter dengan berat 1.360 kg atau sekitar 20 kali lebih berat dari manusia dewasa. lidah jerapah panjangnya sekitar 53 cm, dan jerapah mampu berlari sekitar 55 km/jam saat di serang musuh. Jerapah tidur sekitar 1,9 jam per hari. Jerapah berkomonikasi dengan variasi bunyi yang dikeluarkannya.


Leher jerapah yang panjang memiliki 7 buah tulang sama jumlahnya dengan tulang leher manusia manusia. Leher yang panjang berfungsi untuk mengambil dedaunan di pepohonan yang tinggi dan juga sebagai bentuk pertahanan diri.

Dengan ketinggian sampai 5,5 meter, jerapah bisa melihat dengan jelas areal padang rumput tempat kumpulannya berada. Jika ada musuh seperti singa jerapah bisa melihatnya dan ia akan memberi tanda pada kumpulannya.

Jerapah bukan hanya bintang yang memiliki tubuh paling tinggi di muka bumi, namun ia juga binatang yang mengalami insomnia paling akut di muka bumi.Binatang yang tinggi dan memiliki leher yang sangat panjang ini merupakan mamalia yang membutuhkan waktu tidur paling sedikit. Jerapah hanya tidur 2 jam sehari, dengan tubuh yang melingkar. Dan seekor jerapah hanya akan berbaring tidak lebih dari 4 jam sehari.

  • Habitat hidup jerapah
Jerapah hidup di padang safanah di Afrika, mereka tidak suka hidup di hutan yang lebat karena menyulitkan untuk melihat musuhnya.

Jerapah hidup bersama-sama dalam satu kawanan, walaupun kawanan datang dan pergi silih berganti karena untuk membentuk kawanan-kawanan lain.

  • Makanan jerapah
Dengan lehernya yang panjang jerapah memakan dedaunan dari pohon-pohon di sekitarnya. Untuk memakan dedaunan, lidah jerapah yang panjangnya sekitar 53 cm sangat membantunya untuk merenggut dedaunan.

Daun mengandung kadar air membantu jerapah untuk tidak minum dalam jangka waktu yang lama setelah mereka minum. Jerapah sekali minum bisa mengahabiskan 40 liter air. Saat minum inilah pertahanan diri jerapah lemah karena lehernya lebih rendah sehingga pemangsa lebih mudah menyerang.

  • Siklus hidup jerapah
Jerapah betina melahirkan anaknya setelah hamil sekitar 15 bulan. Anak jerapah lahir dengan berat 68 kg dan tinggi 1,8 meter. Beberapa jam setelah lahir anak jerapah sudah bisa berjalan. Dalam minggu-mingu pertama pertumbuhan anak jerapah bisa satu centimeter perhari.


Anak jerapah sangat rentan terhadap pemangsa, hanya sektar 25 -50 % anak jerapah yang bisa tumbuh sampai dewasa. Jerapah bisa hidup sampai 25 tahun di alam liar dan 28 tahun di penangkaran.


Selasa, 27 November 2012

HEWAN LANGKAH DI INDONESIA


HEWAN LANGKAH YANG HAMPIR PUNAH DI INDONESIA

Nama            : Katrina Kena Ujan
NIM               : 121434049
Tugas            : Penulisan Ilmiah

Hewan langkah adalah spesies hewan yang populasinya semakin kecil dan memiliki resiko punah lebih tinggi. Di Indonesia daftar hewan langkah ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Dibawah ini adalah beberapa hewan langkah yang hampir punah. Diantaranya adalah:
1.       Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)
badak jawa ini merupakan binatang endemik Pulau Jawa. Sekarang hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon. Diperkirakan populasinya kurang lebih sekitar 20 – 27 ekor.


Gambar : Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)

2.       Badak Sumatra (Dicherorcinus sumatrensis)
Badak sumatra ini nasibnya lebih baik dari Badak jawa, walaupun spesies ini terancam punah. Dikatakan bahwa pada tahun 2010 populasi spesies ini dibawah 200 ekor (menurut International Rhino Fondation,Virginia).

Gambar : Badak Sumatra (Dicherorcinus sumatrensis)

3.       Macan Tutul Jawa (Phantera pardus melas)
Nama lain hewan ini adalah Macan Kumbang. Populasi hewan ini terus menurun setiap tahun. Data terakhir menunjukkan bahwa populasi hewan langkah ini hanya berkisar sekitar 250 ekor.

Gambar : Macan Tutul Jawa (Phantera pardus melas)


4.       Rusa Bawean (Axis kuhlii)
Populasi hewan langkah ini hanya berkisar antara 250 – 300 ekor saja. Perlu di ketahui bahwa spesies ini merupakan hewan endemik dari pulau Bawean Kabupaten Gresik Jawa Timur. Hewan ini memiliki ciri khas yakni bertubuh mungil, memiliki ekor yang panjang mencapai 20 cm, dan berwana coklat keputihan pada lipatan bagian dalam.

Gambar : Rusa Bawean (Axis kuhlii)

5.       Harimau Sumatra (Phantera tigris corbetti)
Hewan ini merupakan satu-satunya sub spesies yang masih di miliki oleh Indonesia dan terancam punah. Data terkhir menunjukkan bahwa populasi spesies ini tinggal 400-500 ekor.


Gambar : Harimau Sumatra (Phantera tigris corbetti)